Rabu, 04 Desember 2013

Kisah Liverpool pada Tragedi Munich

Kisah "PERSAUDARAAN" masa lalu. akhir2 ini Liverpool selalu jadi Pihak ke 2, tanpa di ketahui Liverpool adalah Club yang di hormati oleh beberapa legenda United. Liverpool pernah membantu United dalam urusan keuangan, dimana pada tahun 1900an United kesulitan dalam masalah pembayaran gaji pemain, Liverpool membantu meminjamkan uang dalam jangka waktu yang panjang.

Liverpool beberapa kali meminjamkan Stadium Anfield ketika UEFA melarang United bermain di Old Trafford. Sebelumnya United juga sering memakai Anfield karena kapasitas stadium United saat itu sebelum di renovasi belum memadai untuk kompetisi Divisi 1.

Pada saat peresmian stadium Old Trafford pada tahun1910, United mengundang Liverpool untuk peresmian Stadium. Karena kala itu Liverpool sudah menjadi Club papan atas dan untuk mengundang lebih banyak masa dan agar menjadi perhatian Dunia, Pada laga tersebut liverpool menang 1-2.

Pada tragedi Munich 1958, dimana beberapa pemain United tewas, Liverpool meminjamkan beberapa pemain kepada United agar tidak kekurangan pemain dan bisa terus berkompetisi.

The Spinners, sebuah band folk yang berasal dari Liverpool dan seluruh personelnya merupakan fans Liverpool mengeluarkan album "Quayside Songs Old and New" yang berisikan sebuah lagu berjudul "The Flowers of Manchester" yang didedikasikan untuk The Busby Babes.

Menghormati tragedi Munich. Legenda - Legenda Manc. United sangat menghormati Liverpool malah mereka menyebut Liverpool bukan Rival tapi adalah saudara. Mereka menganggap lebih dekat dengan Liverpool dari pada Man. United.
Ron Atkinson yang merupakan mantan staff United sempat menghadiri acara tragedi Hilsborough. Grame Hogg, Sherigham, Moran, Beardmore dan beberapa Legenda lainnya selalu berkomentar positif terhadap Liverpool.
Itu adalah para Legenda United yang mengakui, menghormati dan menghargai Rivalitas. Jauh beda situasinya dengan sekarang. Dimana United (Fans) selalu merendahkan Liverpool. Dan berkomentar seenaknya. So Y.N.W.A dan G.G.M.U

Tragedi Hillsborough (JFT96)

Tragedi Hillsborough adalah tragedi yang mengakibatkan kematian para penonton sepak bola karena saling berjejalan pada tanggal 15 April 1989 di Hillsborough, yang menjadi kandang dari Sheffield Wednesday di kota Sheffield, Inggris . Peristiwa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool F.C.). Jumlah korban meninggal tersebut tercatat sebagai jumlah tertinggi dalam kecelakaan di stadium dalam sejarah Britania Raya dan tetap menjadi rekor tragedi terbesar yang berhubungan dengan stadion sepak bola di Britania Raya.
Pada saat itu adalah pertandingan semi final Piala FA yang mempertemukan Liverpool dan Nottingham Forest . Tragedi Hillsborough adalah peristiwa kerusuhan fans di stadion kedua yang melibatkan Liverpool F.C., setelah Tragedi Heysel pada 1985.
Belakangan berdasarkan hasil penyelidikan dinyatakan bahwa peristiwa tersebut dikarenakan kelalaian pihak kepolisian dan kesalahan pembaritaan oleh The Sun hingga terjadi boikot terhadap The Sun dengan slogannya Don't Buy The Sun. Hal ini membuat PM Inggris David Cameron pun menyatakan permintaan maafnya kepada para keluarga korban.

95 orang meninggal pada kejadian tersebut.
Seorang lagi meninggal setelah mendapatkan perawatan sehingga menambah jumlah korban menjadi 96 orang. 89 diantaranya laki - laki serta 7 orang perempuan. Berdasarkan umur, kebanyakan diantaranya berusia dibawah 30 tahun serta 13 orang diantaranya dibawah usia 20 tahun. Korban termuda adalah seorang anak laki - laki berusia 10 tahun.
730 orang terluka di dalam stadiun serta 36 terluka di luar stadion. Ratusan orang mangalami trauma karena peristiwa tersebut.



kronologi :
[1]. Pada 15 April 1989, Liverpool FC bertemu Nottingham Forest di Semi Final FA Cup, di Hillsborough Stadium, kandang Sheffield Wednesday. 
[2]. Belasan ribu supporter Liverpool FC berangkat berbondong-bondong mendukung tim kesayangan kita dalam laga penting tersebut.
[3]. Seperti halnya dalam match-match penting lainnya di Inggris, supporter kedua tim yang bertanding harus dipisah tempatnya.
[4]. Polisi menempatkan supporter Forest di Spion Kop End (kapasitas 21 ribu) dan supporter LFC di Leppings Lane End (Kapasitas 14,600).
5. Pemilihan keputusan Polisi itu agak ganjil karena Liverpool FC memiliki jumlah supporter yang jauh lebih banyak dibandingkan Forest.
[6]. Supporter yg datang baik menggunakan mobil, bis, kereta akan dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian dikawal oleh Polisi menuju stadion.
[7]. Supporter kedua tim banyak yang sudah berdatangan di Hillsborough sejak dari pagi hari.
[8]. Sekitar pukul 2 siang (Kick-Off pukul 3 siang), supporter makin banyak yang sudah datang, terutama disekitar area Leppings Lane.
[9]. Kerumunan semakin banyak setelah supporter yang sempat terhambat di jalan datang bersamaan dan sudah berdekatan dengan waktu kick-off.
[10]. Keterlambatan mereka disebabkan adanya perbaikan jalan yang tidak diberitahukan sebelumnya oleh pihak Kepolisian.
[11]. Pukul 2.30 siang kerumunan orang disekitar Turnstile jadi semakin banyak dan antrian masuk para supporter menjadi tidak teratur.
[12]. Supporter yang baru datang, berebut untuk segera masuk ke stadion sebelum pertandingan dimulai.
[13]. Hal itu semakin memperburuk keadaan yang memang sudah mulai tidak teratur sebelumnya.
[14]. Menit demi menit kerumunan supporter semakin banyak. Kepolisian yang dipimpin oleh Chief Superintendent Duckenfield semakin kewalahan
.[15]. Sebagai catatan: Duckenfield ini masih sangat minim pengalamannya dalam menangani match sepakbola, apalagi sebuah pertandingan besar.
[16]. Ribuan fans masih terjebak diluar untuk masuk kedalam karena hanya ada 2 pintu masuk yang tersedia (Gate A & Gate B).
[17]. Para fans semakin berebut ingin masuk sekitar 10 menit sebelum kick-off disaat kedua tim masuk ke lapangan. Dan kekacauan pun terjadi.
 [18]. Petugas Kepolisian sempat meminta agar Kick-Off ditunda sedikit, supaya bisa menenangkan antrian supporter, tapi request itu ditolak.
[19]. Kemudian seorang petugas meminta supaya pintu yang satu lagi, Gate C, agar sebaiknya dibuka.
[20]. Permintaan itu pun ditolak oleh Marshall, dengan alasan dapat menyebabkan akses kedalam stadion menjadi semakin tidak terkontrol
.[21]. Setiap menitnya kerumunan fans diluar stadion terus bertambah, dan semakin tidak beraturan, dan semakin diluar kontrol.
[22]. Saat fans yang diluar berebut untuk masuk, fans yang berada diantrian paling depan mulai kesulitan untuk bernafas karena terdesak.
[23]. Melihat keadaan yang semakin kacau, akhirnya Marshall menghubungi Duckenfield melalui radio untuk meminta izin agar Gate C dibuka.
[24]. Pada awalnya Duckenfield masih ragu-ragu, akan tetapi tidak berapa lama kemudian dia memberikan perintah agar Gate C dibuka.
[25]. Saat Gate C sudah dibuka, Polisi mencoba mengarahkan fans untuk masuk melalui pintu itu. Kerumunan pun akhirnya mulai terpecah.
[26]. Akan tetapi, justru dengan dibukanya Gate C, fans semakin overcrowded tepat di depan Terraces dan menyebabkan kekacauan yang besar.
[27]. Mereka berjejalan dan saling dorong satu sama lain untuk segera mendapatkan tempat agar dapat menonton match tersebut.
[28]. Dan kelalaian Polisi semakin jelas terlihat. Mereka yg seharusnya berjaga di depan Tunnel u/ mengarahkan fans, disaat itu tidak ada!
[29]. Dan sampai detik ini Pihak Kepolisian masih belum memberikan alasan yang jelas mengenai kelalaian tersebut.
[30]. Overcrowded semakin nyata saat banyak fans yang naik keatas, dan juga melompati pagar pembatas lapangan untuk menyelamatkan diri.
[31]. Pukul 3.06 PM wasit akhirnya memberhentikan pertandingan setelah mendapat masukan, dan karena melihat keadaan yang semakin kacau
.[32]. Banyak supporter sudah kesulitan bernafas dan tergeletak tidak berdaya dipinggir lapangan. A FOOTBALL MATCH HAS TURNED INTO NIGHTMARE!
[33]. Melihat kondisi ini, Kepolisian kembali lalai karena justru membuat barikade agar tidak lebih banyak lagi supporter masuk ke lapangan
.[34]. Barikade pihak Kepolisian ini membuat para supporter Liverpool FC menjadi sulit untuk saling membantu sesamanya.
[35]. Sekitar pukul 3.15 PM Ambulance mulai berdatangan untuk memberikan pertolongan, namun terhalang oleh akses yang susah kedalam stadion.
[36]. Tidak hanya itu, tenaga medis didalam stadion pun juga ternyata minim. Padahal pada match sepenting itu justru sangat dibutuhkan.
[37]. Pukul 3.30 PM barulah banyak tenaga medis yang berada didalam stadion untuk memberikan pertolongan.
[38]. Bersamaan dengan itu, meeting antara Kepolisian, Wasit pertandingan serta wakil dari Club dilakukan di Boardroom
.[39]. Setelah pertemuan selesai, Duckenfield mengindikasikan bahwa pertandingan tidak dapat dilanjutkan dan harus dihentikan.
[40]. Pertandingan berhenti, dan meninggalkan duka yang mendalam, tidak hanya bagi Liverpool FC, tetapi juga bagi sepakbola Inggris.HUNDREDS WERE INJURED, 96 NEVER RETURNED. The worst disaster in British sporting history. R.I.P 96 BROTHERS AND SISTERS. #JFT96 #YNWA

Sumber : @bigreds_iolsc