Minggu, 02 Februari 2014

PENGARAHAN & PENGEMBANGAN ORGANISASI (Motivasi)

PENTINGNYA MOTIVASI

Setiap orang pasti pernah mengalami satu momen yang membuat dirinya terjatuh atau down secara mental. Banyak hal yang mempengaruhi hal ini sehingga membuat banyak orang bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Selain itu, di tambah dengan banyaknya masalah atau tantangan yang di hadapi membuat diri menjadi kaku, tidak memiliki semangat hidup dan loyo untuk menghadapi setiap hal dalam kehidupan. Dengan kehidupan yang lebih baik akan membuat seseorang mampu menghadapi segala tantangan yang akan membuat Anda mampu memotivasi diri menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan berfikir positif dan memiliki motivasi hidup akan membuat Anda menjadi sosok seseorang yang berkeinginan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari sesuatu yang pernah Anda dapatkan.

Banyak cara dan hal yang dapat Anda lakukan ketika Anda mendapatkan satu tantangan yang Anda rasa berat sehingga Anda stress dan depresi. Namun, Anda tidak perlu khawatir dan bingung karena dengan memiliki motivasi hidup yang benar akan membantu Anda memotivasi diri sendiri untuk menjadi pribadi diri yang baru dan lebih baik dari sebelumnya. Dengan menjadi pribadi yang baik akan membuat Anda mampu melakukan segala kegiatan Anda saat berada di rumah, kantor, bersama teman, keluarga atau dimanapun dapat berjalan dengan suasana yang menyenangkan.

Mungkin Anda pernah membayangkan jika seseorang tidak mampu memotivasi diri dengan benar, malah melakukan hal-hal yang buruk yang berakibat sangat merusak kehidupan dirinya sendiri. Misalkan contoh yang paling fatal adalah bunuh diri dengan alasan lelah menjalani hidup, bahkan banyak sekali kasus bunuh diri khususnya anak muda yang bunuh diri hanya karena masalah di putusin pacar dan sebagainya. Ini lah yang menjadi salah satu hasil yang tidak baik ketika Anda tidak bisa memotivasi diri dengan benar dan berpikir positif terhadap sesuatu. Dengan memiliki motivasi hidup dalam setiap pribadi pastinya dapat memberikan Anda satu kekuatan yang mendorong diri untuk menjadi pribadi yang luar biasa dan berjalan maju ke depan. Dengan menjadi sosok yang memiliki motivasi hidup akan membuat Anda semakin percaya diri untuk mencapai keinginan, mimpi dan goal yang Anda rencanakan sejak dulu. Jadi, Anda tidak perlu bingung lagi ketika Anda menghadapi banyak tantangan, karena Anda sudah memiliki kekuatan dan alasan yang tepat mengapa Anda ingin mau menjalani hidup dan melakukan hal-hal yang sekarang Anda lakukan. Ketika Anda mampu memotivasi diri dengan benar maka hasil yang Anda dapatkan akan menjadi maksimal.



PANDANGAN MOTIVASI DALAM ORGANISASI

Pandangan dan Pentingnya Motivasi dalam Organisasi
Motivasi seperti yang telah disebutkan diatas, akan mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahannya, yang selanjutnya akan menentukan efektifitas manajer. Ada dua factor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang, yaitu kemampuaan individu dan pemahaman tentang perilaku untuk mencapai prestasi yang maksimal disebut prestasi peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan dan presepsi peranan merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi.

Sumber motivasi:

  • Motivasi Internal yaitu motivasi dari dalam diri, dari perasaan dan pikiran diri sendiri, tidak perlu adanya rangsangan dari luar. Orang yang memiliki motivasi internal, akan memandang dirinya secara positif. Sebagai contoh, seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa adanya motivasi dari luar dirinya dan bila ditinjau dari segi tujuan kegiatannya, orang tersebut ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri, misal karena ingin mendapatkan pengetahuan, bukan karena tujuan yang lain.
  • Motivasi eksternal yaitu motivasi dari luar atau mendapatkan rangsangan dari luar. Sebagai contoh, motivasi seseorang timbul karena dari bacaan yang memotivasi, lingkungan, atau dari kehidupan keseharian. Sehingga bila ditinjau dari segi tujuannya orang tersebut tidak langsung terjun didalam apa yang dilakukannya. Hal ini sangat diperlukan bagi orang yang tidak memiliki motivasi internal.


Dari hal yang telah disebutkan di atas, maka motivasi tidak hanya timbul dari dalam diri kita secara sendirinya tetapi dapat ditimbulkan oleh faktor luar atau rangsangan luar. Dan motivasi yang terdapat dalam diri saya lebih kepada motivasi eksternal. Motivasi tersebut timbul tidak dari diri saya tetapi ditimbulkan oleh faktor luar seperti termotivasi untuk mendapatkan hasil atau nilai yang baik, dari dukungan orang tua, dan meraih cita-cita yang diinginkan. Namun tak selamanya motivasi eksternal itu timbul, sehingga kita perlu menumbuhkan motivasi internal dalam diri kita.
  1. Dan berikut tips untuk menumbuhkan motivasi secara internal : Menciptakan Imbalan. Kalau kita melakukan sesuatu(A), misal belajar maka akan mendapatkan hasil atau IPK yang tinggi. Dengan begitu diri kita akan termotivasi untuk melakukan sesuatu yang berguna(A).
  2. Ambil selalu langkah kecil. Terkadang untuk mendapatkan sesuatu yang besar perlu langkah-langkah kecil.
  3. Menciptakan Kesusahan. Hal ini merupakan kebalikan dari yang pertama. misalnya kalau kita tidak melakukan sesuatu (B), misal belajar, maka kita tidak akan mendapatkan IPK yang tinggi. Tentu kita akan termotivasi untuk melakukan tindakan ini(B).
  4. Susun Rencana beserta langkah-langkahnya. Dengan memiliki rencana, kita seolah-olah punya alur dan plot menuju tujuan secara teratur. Secara tidak langsung ini akan memotivasi dalam mencapai tujuan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan sesuatu dorongan yang akan membuat kita selalu semangat dalam melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Misal, seorang suami bekerja keras mencari uang demi memberi makan keluarganya. Tanpa adanya motivasi, cita-cita atau tujuan yang kita targetkan akan sulit terwujudkan karena kurangnya semangat dalam mencapai tujuan tersebut. Dan dengan memiliki motivasi yang kuat, kita akan akan memiliki apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap diri dan hidup ini, sehingga tidak ada keraguan dalam mencapai tujuan atau cita-cita kita.



TEORI-TEORI MOTIVASI

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:

  1. Durasi kegiatan;
  2. Frekuensi kegiatan; 
  3. Persistensi pada kegiatan; 
  4. Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;
  5. Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; 
  6. Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; 
  7. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; 
  8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.


Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain : 
  • Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); 
  • Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); 
  • Teori Clyton Alderfer (Teori ERG); 
  • Teori Herzberg (Teori Dua Faktor); 
  • Teori Keadilan; 
  • Teori penetapan tujuan; 
  • Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); 
  • Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; 
  • Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. (disarikan dari berbagai sumber : Winardi, 2001:69-93; Sondang P. Siagian, 286-294; Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-167).


TEORI-TEORI ISI

Memusatkan pada penyebab perilaku terjadi dan berhenti yang terpusat pada kebutuhan, motif yang mendorong, menekan, memacu dan menguatkan karyawan melakukan kegiatan, juga berhubungan dengan faktor-faktor eksternal yang berupa insentif yang menyarankan, mendorong, menyebabkan dan mempengaruhi untuk melaksanakan suatu kegiatan. Penekanannya pada pengertian faktor-faktor internal dan kebutuhan. Ada tiga macam teori yang dipakai dalam teori isi, antara lain :

1. Hirarki kebutuhan Maslow
Menekankan pada kebutuhan manusia yang tersusun dalam bentuk hirarki kebutuhan dari yang terendah sampai yang tertinggi serta kebutuhan yang telah terpuaskan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku. Ada lima jenjang kebutuhan dalam hirarki kebutuhan Maslow, yaitu :
  • Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self-actualization needs)
  • Kebutuhan harga diri (esteem needs)
  • Kebutuhan sosial (social needs)
  • Kebutuhan keamanan dan rasa aman (safety and security needs)
  • Kebutuhan fisiologis (phisiological needs)

2. Teori motivasi pemeliharaan Herzberg / teori motivasi higienis
Umumnya karyawan baru memusatkan perhatiannya pada pemuasan tingkat kebutuhan lebih rendah dalam pekerjaan pertama mereka, terutama rasa aman, bila telah terpuaskan akan memenuhi tingkat yang lebih tinggi, seperti kebutuhan inisiatif, kreatifitas dan tanggung jawab.
Ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu kepuasan kerja (job satisfaction) yang mempunyai pengaruh pendorong prestasi dan semangat kerja serta ketidak puasan kerja (job dissatisfaction) yang pengaruhnya negatif. Disini dibedakan antara motivator dan faktor-faktor pemeliharaan (higienic factors = dissatisfiers). Motivator mempunyai pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja, sedang faktor pemeliharaan mencegah merosotnya semangat kerja. Faktor-faktor dalam teori motivasi pemeliharaan meliputi :
  • Pekerjaan yang kreatif dan menantang
  • Prestasi
  • Penghargaan
  • Tanggungjawab
  • Kemungkinan meningkat
  • Kemajuan

3. Teori Prestasi
Ada korelasi positif antar kebutuhan berprestasi dengan prestasi dan sukses pelaksanaan. McClelland mengemukakan bahwa usahawan, ilmuwan dan profesional mempunyai tingkat motivasi prestasi diatas rata-rata. Orang yang berorientasi prestasi mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu :
  • Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi keterampilan, menyukai tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi untuk hasil yang dicapai.
  • Punya kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan.
  • Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah dikerjakan.
  • Punya keterampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan organisasional.


TEORI-TEORI PROSES

Teori proses mencoba menguraikan bagaimana perilaku tersebut digerakkan, diarahkan, didukung dan dihentikan. Teori proses terdiri dari Teori Penguatan, Teori Harapan, Teori Keadilan dan Teori Penetetapan Tujuan. Teori Kebutuhan (content theory) berorientasi terhadap individu dimana teori itu menekankan karakteristik orang-orang. Teori penguatan (reinforsement theory) berfokus pada lingkungan kerja. Gagasan tentang kebutuhan dan sikap individu sebenarnya diabaikan oleh teori ini. Teori harapan (expectancy theory) menempatkan tekanan atas individu, pekerjaan dan variabel linngkungan. Teori itu mengakui perbedaan kebutuhan, persepsi, dan keyakinan. Teori itu mengakui perbedaan kebutuhan, persepsi dan keyakinan. Teori keadilan (equity theory) terutama membahas hubungan antara sikap terhadap masukan dan keluaran serta praktek pemberian imbalan (penghargaan). Teori penetapan tujuan (goal setting theory) menekankan proses kognitif dan peranan perilaku yang disengaja dalam motivasi.


Teori ini juga terdiri dari empat teori pendukung, yaitu :

a. Equity Theory (S. Adams)
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
  1. Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar.
  2. Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam menumbuhkan suatu persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat macam hal sebagai pembanding, hal itu antara lain :
  1. Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
  2. Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
  3. Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
  4. Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang pada nantinya akan menjadi hak dari para pegawai yang bersangkutan. 

b. Expectancy Theory ( Victor Vroom)
Victor Vroom (1964) mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan kebutuhan infernal, tiga asumsi pokok Vroom dari teorinya adalah sebagai berikut :
  1. Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy) sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut.
  2. Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.
  3. Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.

Motivasi dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi bila ia percaya bahwa :
  • Suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu
  • Hasil tersebut punya nilai positif baginya
  • Hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang

Dengan kata lain Motivasi, dalam teori harapan adalah keputusan untuk mencurahkan usaha.

c. Goal Setting Theory (Edwin Locke)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni :
  • tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;
  • tujuan-tujuan mengatur upaya;
  • tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan
  • tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. 

Teori ini juga mengungkapkan hal hal sebagai berikut :
  • Kuat lemahnya tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang hendak dicapai.
  • Kecenderungan manusia untuk berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan, apabila tujuan itu jelas, dipahami dan bermanfaat.
  • Makin kabur atau makin sulit dipahami suatu tujuan, akan makin besar keengganan untuk bertingkah laku.

d. Reinforcement Theory ( B.F. Skinner)
Teori ini didasarkan atas “hukum pengaruh”. Tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk diulang, sementara tingkah laku dengan konsekuensi negatif cenderung untuk tidak diulang.
Rangsangan yang didapat akan mengakibatkan atau memotivasi timbulnya respon dari seseorang yang selanjutnya akan menghasilkan suatu konsekuensi yang akan berpengaruh pada tindakan selanjutnya. Konsekuensi yang terjadi secara berkesinambungan akan menjadi suatu rangsangan yang perlu untuk direspon kembali dan mengasilkan konsekuensi lagi. Demikian seterusnya sehingga motifasi mereka akan tetap terjaga untuk menghasilkan hal-hal yang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar